Wanna search something?

Sunday, February 12, 2017

Pengalaman Bikin SIM C

        Sebenarnya dari kemarin mikir-mikir pengen nge-post ceritaku bikin SIM apa enggak. Tapi di tengah liburan semester perdanaku yang ternyata super gabut, bisanya cuma nonton drama apa scrolling-scrolling di internet nggak jelas, oke saya mencoba produktif, bung.
        Dan oke itu ternyata aku cuma nulis beberapa doang yang pas liburan, cuma parkir di draft. Sisanya baru bisa dilanjutkan beberapa hari ini dan itu menunjukkan betapa gabut dan magernya liburan saya HAHA

        Kuylah sok baca cerita ane waktu bikin SIM C yang super guoblok.

        Akhir September 2016, pihak kepolisian DIY (eh atau seluruh Indonesia?) baru mengadakan operasi Zebra. Nggak tau juga kenapa zebra padahal yang dirazia motor sama pengendaranya kan ya. Praktis, aku, seorang mahasiswa semester pertama, usia 18 tahun, beralamat di mBantul, berkampus di salah satu PTN di Sleman, pasti bakal menjadi korban dari operasi ini. Oke gampang e aku bakal keno cegatan. Maka, awal-awal September aku sudah mulai mempersiapkan untuk mencari SIM, sekitar 2 minggu sebelum operasi tersebut dimulai. Sudah cerita lama kan ya kalau cari SIM pada pake jalur belakang a.k.a sim massal a.k.a titip a.k.a nyogok. Nah, Bapak menyuruhku itu, mbayar aja gitu, dan menakut-nakuti kalo tesnya itu susah. Aku sih sebenarnya biasa aja, nggak terlalu ngebet minta jalur belakang, tapi kan yang mau Bapak yah, mau bayarin pula, yaudah deh. Sebelumnya, Bapak sudah survey ke TKP yaitu ke Polres Bantul, tanya-tanya, dan well sekarang praktik seperti itu sudah tidak ada *katanya. Saat itu memang sedang gencar-gencarnya SABER PUNGLI dari Bapak Presiden Jokowi. "Sakniki akeh sing ngawasi, Pak", begitu kata salah satu pak polisi yang biasa menerima hal seperti itu. Eh tapi ternyata ya, masih ada jalan lain sis. Bapak disuruh datang ke semacam lembaga pelatihan gitu, katanya disitu masih bisa bayar (?).
        Ya udah aku bolos kuliah hari Kamis buat ambil formulir di loket, bayar 100rb (normal) terus aku sama Bapak cus ke LPK-nya itu. Nirfaedah ya sebenarnya saya bolos kuliah, orang cuma mau ambil form aja Bapak juga bisa hahaha. Tapi emang antrenya lama sih. Udah kan ke LPK-nya itu, kami disuruh bayar 100rb dan dikasih tau besok Sabtu ada bimbingan SIM. Oh, ada ya bimbingan SIM? Wkwkwk. Oke kemudian saya pulang dan ternyata sudah jam 11 siang dan laporan praktikum saya belum jadi dan saya harus inhal praktikum dan berarti saya harus bayar 50rb untuk ikut praktikum minggu depan bzzzzz. Agak sebel juga waktu ini.
        Hari Sabtu aku kesana lagi ke LPK-nya. YaAllah ternyata ruameee kali mak. Pesertanya aku kira lokal kecamatan Bantul aja, ternyata ada yang dari jauh pojok-pojok sana hahaha. Disana suruh bayar lagi 235rb atau 325rb ya? Lupa. Terus para peserta disuruh menuju tempat pelatihan di balai desa Ringinharjo. Kami mengikuti pelatihan sekitar 2 jam berisi materi-materi ke-lalulintas-an. Lumayan lah nambah-nambah pengetahuan haha. Intinya bapak-bapak LP-nya itu bilang kalau sekarang massal udah nggak kayak dulu, sekarang harus prosedural dan iku tes. Minimal kami harus lolos tes tertulis. Kami juga dapat sertifikat bimbingan yang nanti dilampirkan di form pendaftaran SIM (lhayo kui sing dibutuhke ki, Al - kata Bapak) dan jadwal kapan we have to take the test. Aku dapat hari Rabu yang berarti aku bolos matkul Fisika dan Math hiks.
        Hari Rabu kan ya. Dan aku baru tau ternyata praktikum Aver yang biasanya hari Rabu tapi ini kan acaranya dah habis biasanya persamaan persepsi itu minggu depan, persamaan persepsi itu dilaksanakan hari Rabu ini. Sialan. Duh gimana ini. Waktu aku ijin ke mbak-mbak Koor Asisten nggak diijinin:( Haduh:( Udah pokoknya saat itu pasrah semoga bisa cepet karena jam 1 aku harus segera ke kampus.
       Pertama aku menuju ke loket 1 menyerahkan berkas, kemudian dapat nomor, dan aku menunggu antri foto. Fyi sekarang foto itu diawal bukan diakhir. Cepet itu, orang baru 2 orang aku sama ibu-ibu hehe. Setelah selesai foto (yang pasti hasil finalnya ndembik, bro), aku antri untuk test tertulis. Lumayan ruame itu antrinya. Aku dengan sok-sokan sambil baca buku hehehe. Setelah menunggu berapa menit ya, nggak lama banget sih, aku dipanggil masuk ruang tes. Di dalem ada 2 bapak polisi dan berjejer-jejer komputer. Well, aku notice salah satu pak polisi di depan komputer itu adalah tetangga desa dan memang cukup tampan tapi sudah beristri waqaqa. Aku sempat buka hp untuk membaca materi yang kemarin sempat ku tulis, eh ketauan pak polisinya, aku dimarahin, katanya jangan nyalain hape ganggu servernya gitu. Padahal hapeku sendiri ku flight mode, ya nggak ada pengaruhnya lah hih zbl kzl. Btw pas dilihat-lihat, banyak juga yang gagal hahaha ketawa aku memang. Waktu tes, well emang ada beberapa soal yang ku nggak bisa dan menurut ku aneh, but i've passed the test with 25/30 hahaha mplok kuwi pak wangun to aku. Soalnya bapak polisi yang mondar-mandir ini suka galak sama peserta, tapi kebanyakan emang persertanya juga yang nggak dong bzzzzz-.- Karena aku lulus aku dipersilahkan lanjut untuk uji praktek. Aku diberi kertas kupon kecil dari pak polisi tetangga yang ganteng tadi hehehe. Dan aku keluar dengan agak sombongnya seperti itu yha HAHAHAHA.
        Dengan semangat aku menuju lokasi uji praktek, nggak jauh dari Polres. Dulu kan uji-nya cuma di depan Polres tapi sekarang sudah dipindah di terminal Palbapang. Kupon kecil tadi aku taruh di dashboard depan motor. Aku melaju ke sana. Sampai sana aku datang dengan mengendap-endap. Maklum kan ane nggak tau apa-apa. Terus aku nyari kupon kecil tadi. Kampret. Ilang. Waduh. Kemudian aku bertanya pada pak polisi terdekat bagaimana kalo kupon tadi hilang dan well, aku disuruh balik ke Polres:( Huft syedih. Tadi dah songong-songong pergi eh skarang balik lagi:(( Baliklah aku ke Polres ke ruang ujian tertulis tadi. Untung pak polisi tetangga itu memang baik yah, nggak dimarahin saya waqaqa. Udah saya pun cus kembali ke tempat uji praktek.
        Di tempat uji praktek aku pun mendaftarkan diri dan menunggu kloter pertama selesai. Pake rompi kuning yang super apek itu dan kami berbaris mendengarkan penjelasan pak polisi. Sumpah pak polisinya  mahir kali prakteknya, iyalah tiap hari dia kaya gitu. Ada 4 macam tes kan, jalan lurus, zigzag, angka 8 dan huruf U. Dari awal tes, sudah cukup banyak peserta berguguran, apalagi di angka 8. Aku sendiri tidak yakin tapi ternyata wowwww aku melaluinya dengan mudah, im sure it's not as hard as the gossip bzzz. Saat itu peserta tinggal 10 orang, hanya ada 2 wanita. Tiba giliran huruf U, dan seperti yang diprekdisikan, saya gagal:( Syedih:( Peserta yang gagal hanya aku dan seorang om-om. Yah, gagal lah daku dapat sim hari itu. Tapi Alhamdulillah sih, kalau dapat nanti antri ambilnya lama nanti aku harus ijin praktikum kan repot yha. Hah, at least, hari ini aku sudah berjuang!
        Aku melanjutkan uji praktek SIM sekitar dua hari sesudah hari itu. Iya itu pokoknya hari Jumat dan aku buru-buru dari Bulaksumur ke mBantul jam 9 keluar kelas, takut kalo ketinggalan since its friday guys. Alhamdulillah sampe sana sesi 1 belum selesai dan well ku mendaftar dan menunggu terlebih dahulu. Sambil mengamat-amati, terutama di huruf U. Gila-gila lumayan banyak itu yang lolos di huruf U hft. Saat sesi 2 dimulai, aku sempat mengobrol dengan mbak-mbak. Dia bilang katanya akhirnya lulus uji teori gitu wkwkw dan dia hari ini praktek sama temennya yang di sesi 1 tadi sudah gugur. Udah kan mulai tes, yah well sama aja, aku gagal di U:":":" Parahnya si mbak-mbak tadi malah gagal duluan di angka 8 waqaqaq=)) Yaudah kan karena kita kloter terakhir dan kita cewek, akhirnya kita latian bareng ber 4. Pokoknya kita coba tuh seluruh medan sampe bisa. Tuker-tukeran motor juga. Bapak-bapak polisinya juga masih ada disitu dan ngeliat kita latian, kita malah diajari. "Kalian itu pelajar toh Mbak, mbok sambil dihitung berapa sudutnya biar jangkauan beloknya itu lebih lebar, kaya gini loh.", laaah bapaknya malah kuliah umum wqwqwq=)) I've got the trick dari bapak-bapaknya, kalo bisa kita harus semepet mungkin lurusnya jadi waktu belok kanan itu lebar. Plus juga waktu belok itu agak digas tapi pelan-pelan. Yah well, i think i can beat it next! Wqwq
        Uji praktek SIM kesempatan terakhir (cuma ada kesempatan tiga kali yekan) aku lakukan seminggu selanjutnya lagi. Loh kenapa nggak secepatnya? Oke karena saat itu minggu-minggu terakhir kuliah so its simply because i dont want to skip those classes. Hari itu udah minggu tenang dan kayaknya operasi Zebra udah selesai:"""" Well, aku emang nggak terjaring operasi HAHAHAH IM NOT ZEBRA IM SPARTAN=)))) Aku datang di sesi berapa ya, lupa, kayaknya aku dapet sesi 2 lagi soalnya telat datengnya. Karena merasa sudah fully-experienced, aku santai-santai aja. Dan eeeeh ketemu mbak-mbaknya itu lagi. "Hehe, aku wis entuk SIM wingi, Mbak. Tapi kancaku kae galo praktek meneh.", begitu katanya. Yaelah dia udah lulus aja, tapi temennya belum dan akhirnya lulus sih itu huft kuharus menyusulnya. Jujur waktu ngeliat yang pada tes, aku jadi parno jangan-jangan nanti aku di angka 8 aja dah gagal:( Abisnya ini kesempatan terakhir and i dont want to fail again and again bzzz. Akhirnya giliranku pun tiba, dan aku agak deg-degan. Apalagi yang waktu angka 8 sebelumku, dia cuma gagal waktu mau balik nyrempet satu batu itu dan gagal. Oke, dengan santai aku melewati angka 8 itu dan yipiiieeeee i passed it again! Selanjutnya inilah the real war. Geblek juga sih aku, latiannya kan udah semingguan yang lalu:":" Semoga masih ingat huft. Priiiiiiiit, bunyi peluit oleh pak polisi dan aku bersiap. Syeeeeeetttttt. Tipis. Dan aku BERHASIL HAHAHAHAHA! ALKHAMDULILLAH YA ALLAAAAAAAAH.
        Aku jadi senyum-senyum sendiri waktu berhasil lulus HAHA. Ya bodo amat si, ku kan sudah berjuang keras:'D Selanjutnya motor-motor yang lolos disuruh berjejer. Ada sekitar 5 motor dan seperti biasa aku cewek sendiri. Uji praktek kedua ini adalah uji motornya. Waktu bapak polisinya ngecek motorku, lah nggak suruh ngapa-ngapain dan bilang "Wah wes, motor anyar iki.", begitu kata si bapak. Eh padahal aku cuma pake motor Beat-nya ibuk yang keluaran 2013. Yaudah deh Alhamdulillah aza yekan. Aku akhirnya diberi kupon awal kemarin dan bapaknya bilang, "Wah selamat ya udah lolos 3 kali perjuangan.", HWEHEHEHE MAKASIH BAPAKKKKKK WQWQWQ. Setelah mendapatkan surat pengantar ambil SIM, aku cusss melaju ke Polres untuk ambil SIM. Aduh pokoknya aku seneng banget berasa baru menang lomba HAHA PADAHAL BELOM PERNAH IKUT LOMBA. Aku kemudian masuk ke loket 1 dan menyerahkan berkas itu tadi lalu duduk sambil menunggu. Cuma bisa celingak-celinguk aja, sampe-sampe aku ditawari pizza roti dari ibuk-ibuk sebelahku wahaha Alhamdulillah. Sudah sejam aku duduk, dan akhirnya aku dipanggil yeyyyy. 
        "Mbak Puspa ya? Bisa lihat KTPnya?", kata bapak di loket. Aku mengeluarkan KTPku yang Alhamdulillah tak bawa. Setelah mengecek, bapaknya bilang, "Duh mbak, kok berkasnya njenengan nggak ada ya. Bentar tunggu lagi ya, saya carikan dulu.", LEH???? ILANG???? Yaudah sih aku duduk lagi sambil ngeliatin bapak sepuh itu nyari berkasku di tumpukan kertas. Aku mulai deg-degan berkasku kemana, tapi cuek sih, kan aku juga punya bukti aku dah lulus HAHA TEGA. Sekitar setengah jam berlalu, aku melihat si pak polisi tetanggaku yang ganteng mirip Jingoo DOTS muncul. Aku dipanggil lagi dan ditanyain sama beliau. "Mbak kok bisa nggak ada ya, Mbaknya ikut SIM kolektif?", tanyanya. Leh aku bingung, perasaan aku kemarin cuma ikut lewat LPK deh, eh apa itu emang sama? Aku lalu menjawab, "Ohh, saya kemarin ikut yang LPK J******* itu pak...", dan seketika si bapak sepuh dan tetanggaku itu melengos. "Wealah, Mbak, pantes saya cari-cari kok nggak ada. Ya kali gitu berarti SIMnya njenengan sudah disana mbak. Di sana ambilnya...", kata si bapak sepuh. LAAAAAH??????? MANA SAYA TAU PAK??????? TRUS NGAPAIN SAYA TADI DUDUK DISINI LAMA-LAMA Y PAK Y. BZZZZZZZ. Tapi karena aku sedang senang hati dengan kelulusanku, aku menganggap itu bukan masalah waqaqa. Aku kemudian cus ke LPKnya itu.
        Sampai di LPK, aku bilang sama mbak-mbak resepsionisnya. "Mau ambil SIM, Mbak." dan aku memperlihatkan KTPku. Mbaknya kemudian mencarikan dan berkata, "Loh, Mbak, kok baru diambil sekarang e?" LAAAAAH????? EMANG UDAH JADI DARI KAPAN????? "Eh? Emang udah jadi dari kapan ya, Mbak? Saya kok nggak tau?" Aku syok. "Wah udah dari semingguan yang lalu, Mbak. Mbak nggak dapet SMS ya?" Hah kampret hapeku itu emang kadang nyala kadang enggak bzzzzz. Yaela. Ahela. Ternyatah. Aku kemudian bilang sama mbaknya kalo aku udah ikut tes sampe lulus dan mbaknya ketawa dan bilang, "Harusnya cukup ikut praktek sekali nggak papa itu, Mbak. SIMnya pasti jadi hehehe." ETDAH QAMPRED Y MBAQ. INI YANG GEBLEK SEBENERNYA SIAPA SIH. ZZZZZZZZZZ.

Moral story:
- Udah deh, sebenernya percaya aja sama diri sendiri. Kita tu pasti bisa, kalo sampe nggak bisa, itu namanya masih proses belajar. Every pro begin with zero. Ujian SIM itu tu gampang banget kalo kamu emang bener udah lama megang motor dan kalo di jalan nggak bandel nglanggar rambu-rambu.
- Kalo punya HP yang dijadikan CP ya dinyalain terus lah
- JADI ORANG JANGAN GEBLEK-GEBLEK AMAT. ITU DUIT BUAT BAYAR LPKNYA BISA BUAT BIKIN SIM 3 ORANG DENGAN JALUR YANG SEBENARNYA HHHHHHHH.


HIDUP KEPOLISIAN INDONESIA YANG BERSIH DAN JUJUR!

Tertanda,
Yang bikin SIM jalur sebenarnya pun lulus tapi masih aja ikut yang bayar,
Puspa.

No comments:

Post a Comment