Wanna search something?

Sunday, April 02, 2017

Aku yang Embuh

      Tadi baru aja selesai wawancara Co-Fas PPSMB Palapa 2017. Rasanya? Ngek. Skak. Ditanya-tanya ini itu biasalah, sampe pertanyaan macam begini juga "Kalo partnermu besok nih, cowok, ganteng, terus dia bribik kamu, kamu bakal gimana?". Leh. Tetep bakuhlah. Nggak akan pernah terjadi juga, saya kan jelek, Mbak aduhhh wqwqw.

          Nggak-nggak inti cerita bukan itu. Itu tadi pancingan buat aku nulis ini. 

        Aku sekarang sudah menginjak semester 2, di kampus Gadjah Mada, udah tahun 2017 pula. Tahun lalu, 2016, was a apa ya ungkapan yang cocok hft. Banyak pedihnya, banyak tangisnya, dan buanyak banget penyesalannya. Well, kalau diingat semester 1 aduh, tiap hari kok rasanya pengen nangis dan bikin sekarang rasanya pengen nangis kok aku dulu nangis (soalnya dulu suka nangis beneran). Semester 1, masa transisi dari yang mulanya berseragam putih abu-abu sekarang jadi warna-warni, eh enggak juga sih bajuku warna itu-itu aja. Diterima di kampus terbaik, kampusnya lho, rasanya kok biasa aja. Maklum sih pilihan kedua wkwk. Aku dulu lebih banyak diam dan bodo amat. Ya sekarang juga masih sih. Kebetulan sekali waktu itu Bapak dan Ibuk sedang pergi haji. Jadilah maba hati pedih ini menjalani hari nglajo dari mBantul sampai mBulaksumur dengan kadang nangis di jalan. Merasa tidak cocok, the environment also the society, messed me up so much that i can spend Rp.3.000.000 in just 1.5 months (habis Bapak Ibu pulang aku dimarahi kok uangnya habis, aku sendiri merasa nggak foya-foya, aku cuma suka beli makanan biar lupa kalo aku lagi sedih). I don't tell them what actually i feel, i never tell them. Aku dapat UKT tertinggi dengan sebenarnya gaji orang tua yang tidak setinggi itu, dan dengan keadaan jurusan yang sebenarnya tidak kusenangi, i think i'm enough untuk merepotkan Bapak dan Ibu. Akhirnya ya itu tadi. Ke kampus ya ke kampus aja. Tapi aku berpikir aku tidak boleh seperti ini terus. Masa udah bayar mahal-mahal begini-begini aja. Aku sempat mendaftar beberapa organisasi dan itu cukup membuatku perlahan lupa akan luka di hati ini. But still, i never fell that i'm belong to them.
         Semester 1 taught me a lot. Bahasa puitisnya, semester 1 mendewasakanku #eaa. Aku tersadar dari ketololanku, kekanak-kanakanku, dan segala kebodohan lain. Kesempatan-kesempatan emas yang aku lewatkan, pengalaman, teman, dan banyak hal. Di semester ini, aku hanya mencoba menjadi sosok yang baru, dengan revolusi baru maksudnya hehe. Aku perlahan menerima disaat beberapa teman malah semakin mantap untuk pergi. Aku sudah terlalu lelah untuk menyusul mereka dan rasanya aku telah banyak membuang berbagai hal yang berharga bila aku pun dapat pergi. Aku mencoba living up my life because life is not to please everyone. Orang nyebelin itu ada, orang baik juga banyak, dan well it's normal and you have to accept that. Berdamai dengan kenyataan memang terasa sulit, tapi bila kamu berhasil, wow.
        Rasa jadi mahasiswa itu baru benar-benar ada akhir-akhir ini. Setelah semuanya mendadak terasa menjadi sibuk. Praktikum, laporan, tugas, organisasi, event, dan masih banyak lagi. Aku sendiri bukan orang yang hebat, bisa dibilang mahasiswa mbuh-mbuhan. Saat teman-teman anak kajian strategis bisa bicara ini itu, aku hanya bisa diam. Saat teman-teman anak event sibuk di sana sini, aku hanya bisa diam. Saat teman-teman anak lomba menang di berbagai kompetisi, aku hanya bisa diam ya ikut senang juga sih hehe. Yah, aku memang tidak seinspiratif mereka. Aku tau ini juga salahku karena tidak mau mengembangkan diri dari awal, menerima dari awal. Aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa karena memang ini salahku, kan? Lantas, mau jadi apa kamu Pus kedepan kalau kamu seperti ini terus?
       Yang aku lakukan sekarang adalah banyak belajar, kembali belajar, memulai resolusi baru. Try everything. Mencoba mendaftar sana sini apabila ada oprec yang aku dirasa mampu untuk itu. Mencoba menjadi lebih rajin dan mengatur waktu. Gadjah Mada selalu memberimu banyak kesempatan. Banyak hal, dan semoga membuahkan hasil kedepannya.

       Oiya, kayaknya aku nggak keterima jadi Co-Fas deh. Yaudah nggak papa yang penting sudah coba daftar hehe.

        Teruntuk semua orang yang telah datang di kehidupanku di Gadjah Mada, teruntuk jalanan yang aku lalui tiap hari yang telah menerima tangisku, teruntuk Bapak dan Ibu, terima kasih, semoga aku tidak mengecewakan kalian semua.



Selasar sosek, nungguin Sekar, jam 11 praktikum Mikrobiologi,
Puspa Almas.