Wanna search something?

Tuesday, December 03, 2019

on my super-energy-saving mode

So, finally here, the last month of 2019.

Hidup berjalan baik, sepertinya, eh memang iya.

Selepas 50 hari di tanah KKN, kembalilah aku dimana lagi kalau bukan A4 Perikanan. Hari-hari penuh drama itu berakhir juga, menyisakan sepi di semester 7 dengan hanya 3 mata kuliah dan kawan-kawan yang sudah saling sibuk mempersiapkan seminar dan penelitian. Aku pikir aku akan punya banyak waktu luang, yang sebenarnya aku juga belum berencana akan melakukan apa waktu itu, o tapi ternyata tidak. Lab kembali memanggilku, kali ini ikut mengurusi hiruk pikuk kehidupan mahasiswa baru dengan kurikulum barunya, menjadikanku bagian dari mata kuliah praktikum Keairan. Malam-malamku menjadi seperti biasanya, dihabiskan di Lab, mempersiapkan ini itu dengan kawan asisten Mikro yang lain, yang sudah kuanggap keluargaku sendiri, dan ditambah Sekar yang kala itu sedang gabut dan kuajak ke dalam lingkaran no-lyfe tyada akhir ini. Aku tidak sadar bahwa mereka menyelamatkan mentalku supaya tidak njegleg setelah hidup bersama dengan sebayamu dan berakhir kesepian di kampus. Para maba adalah alasan utamaku untuk tetap ngampus tiap hari. I love u, dek.

Praktis, dan dapat ditebak, siapa-siapa saja yang kutemui tiap harinya, dari pagi sampai malam. Ya kalau tidak para praktikan ya asisten lain, atau kadang bu Indun pembimbingku, atau pak Prima pembimbing Keairan, atau pula teman THP yang kebetulan mampir ke lab.

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya semesta lakukan untukku. Keseharianku ini seakan sudah menciptakan jarak dengan orang-orang yang di waktu lalu menjadi pewarna hari-hariku. Kadang aku hanya bisa memandang dari kejauhan, menilik setiap linimasa cerita, dan yang bisa aku harap semoga mereka baik-baik saja. Tampak semakin nyata bahwa circle-mu akan semakin mengecil sadar maupun tidak sadar.

Kemudian bicara soal skripsi yang akan kujalani, aku memilih suatu topik dan aku sendirian. Entah mengapa, anak Mikro yang lain juga sendirian, Ika, Ajik, dan Bayu. Sok-sok-an sekali yha memang qlean idealismenya haha. Disaat teman-teman lain yang penelitian berkelompok, saling mensupport, saling mengingatkan, dan mulai bergerak, here left us membuat group chat ber-4 dengan dalih supaya "biar ada yang mengingatkan" diantara kesendirian kami. Turns out that group being my trash above 10 p.m., dan mereka sudah paham. Thank you, luvs.

Malam-malam selanjutnya, setelah praktikum selesai, praktis aku tidak melakukan apapun. Berprogres untuk penelitianku pun tidak. Aku lebih sering menemani Ika, me-refresh bakteri yang akhirnya mediumnya tidak kontam kemarin setelah sekian kali. Selebihnya, serius, aku hanya memainkan gadgetku hingga lepas tengah malam. Sebenarnya aku hanya bingung.

Hingga akhirnya kemarin aku seminar proposal penelitian, seorang sobat menanyakanku

"Kok sekarang kamu berubah, kamu kenapa, Pus?"

Aku terhenyak. Mungkin ini jawaban dari malam-malamku yang membingungkan.

"Kan aku dulu pernah bilang, kok bisa sih kamu baik ke semua orang? Puspa tu pokoknya yang rame ke semua orang, yang suka memulai, tapi aku sekarang liat kamu lebih suka diem."
dia menjelaskan maksud pertanyaanya.

Akhirnya aku tersadar, bahwa mindset baru yang kuambil saat ini sudah mulai berdampak ke orang lain. Sejatinya aku hanya mempersiapkan hati, untuk berperasaan lebih besar, menghemat segala emosi yang tidak perlu dikeluarkan, karena suatu saat nanti itu habis, mungkin tidak ada siapa-siapa di sampingmu, dan ekspektasi akan menghancurkan perasaanmu sendiri.

Aku hanya berlatih menjadi orang dewasa, yang dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Aku menerapkan itu di penelitianku. Aku memilih sendiri untuk melatihku sendirian. Sesederhana itu. Teknis yang harus kulakukan banyak, lumayan banyak. Belum apabila running tidak berjalan mulus, akan semakin uhuy. Aku tidak mungkin akan terus berharap orang-orang akan ada di sampingku, bahkan ke 3 orang yang sudah berjanji untuk saling merangkul. Akan tiba masa di suatu masa orang-orang akan memperdulikan dirinya sendiri-sendiri disaat kamu membutuhkan mereka. Aku hanya belajar bahwa pada akhirnya aku hanya akan punya diriku sendiri dan Dzat yang telah memberiku hidup untuk berkeluh kesah.

Maaf apabila kamu tidak lagi bisa menemui Puspa yang dulu. Sebenarnya dia sama sekali tidak berubah, hanya enggan untuk ber-effort lebih. Aku tidak memaksakan diriku untuk tetap berinteraksi dengan orang-orang seperti dulu. Mungkin dulu aku tidak akan sakit hati saat aku sudah menyempatkan suatu hal untuk seseorang dan tidak ada timbal baliknya padaku. Namun, sekarang aku lebih memilih diam apabila memang tidak ada yang menyempatkan dirinya untukku. Aku tidak memaksakan kamu membutuhkanku, tapi saat aku memang dibutuhkan, you know how to see me.

Maaf untuk semuanya, yang mungkin tidak kusapa maupun tidak kutanyakan kabarnya terlebih dulu, yang tidak kuajak makan bersama hingga yang berjanji tapi tidak berkunjung temu. Aku harap nilai pertemanan kita juga makin mendewasa. Yakinlah aku tidak apa-apa, aku tetap disini apabila kamu memang membutuhkanku. Sekali lagi maaf, kali ini aku harus eman terhadap diriku sendiri.

to all of you who still give your time for me, you always worth my whole heart💞

i hope i survive this phase, and coming back singing Honne's Location Unknown😊

No comments:

Post a Comment