Wanna search something?

Sunday, May 07, 2017

Perempuan Pendosa Menginginkan Lelaki Surga

       Well, sudah bulan Mei ternyata. April wasn't as hectic as i tought and surpriseeeeeee Mei jebul luwih hectic, i mean nek April stuck nong praktikum Mikrobiologi, iki Mei malah sok2an kakean kegiatan. Ew saya pada diri saya sendiri.
       Oh iya, membaca postingan sebelumnya, yang ternyata sangat alay duh, aku keterima jadi cofas Palapa! Wkwkwk. Hmm salah satu target 2017ku sudah ada yang tercapai. Tapi ada gagalnya juga, aku gagal seleksi beasiswa. Hmm nggak papa.
       Jadi malem ini aku mau nulis apa ya. Hmm tadi pagi aku ikut Sekolah Menulis yang diadakan DEMA, KAB, dan Plantagama. Lumayan sih sebenarnya, biar tulisanku di sini perhaps agak berbobot? Karena selama ini tulisanku kebanyakan curhat aja, kaga ada faedahnya. Maap ya yang udah baca kalau ternyata buang-buang waktu kalian:( Tadi sayangnya aku nggak bisa ikut kelas sampai selesai huft jadi nggak jadi dapet ilmu jadi maap kalo tulisanku bakal gini-gini aja sampe aku dapet kelas nulis lagi:(( Oiya ini bukannya aku sok selo atau bagaimana, tugas jelas banyak shay. Tapi entah aku habis ngerjain laprak kan eh scrolling-scrolling instagram tuh, nah nemu postingan ada mas dan mbak anak UGM 2013 anak kedokteran mau nikah, akadnya sih hari ini wqwq.

       Al Qur'an Surat An-Nur Ayat 26

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

      Jadi itu yang bakal jadi topik malam yang sok selo ini. Apakah kalian tau artinya apa? Ya, bisa dibuka Al-Qur'annya ehehe.

      "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)"

        Berat memang kelihatannya. Apa aku boleh cerita sedikit?

        Diusiaku yang hampir 19 tahun, aku tak pernah yakin apakah aku benar-benar pernah jatuh cinta pada sesosok pria, eh aduh kok gimana ya ganti deh, seorang laki-laki. Ya, minimal yang suka atau naksir yang sampai suka kepikiran blablabla. Tenang, aku masih normal, aku masih demen sama mas-mas pake baju koko putih bersih sholat di masjid ehehe. Maksudku disini adalah disaat teman-teman disekitarku mungkin sudah berpengalaman dengan apa itu yang disebut cinta-cintaan, dan juga pacaran, im actually blank. Aku mungkin dekat dengan beberapa teman laki-laki, tapi kan ya mereka cuma teman? Walaupun manggil say dan bebi dan emoticon kiss itu sudah biasa haha. Mungkin juga aku belum pernah merasakan baper atau kebawa perasaan yang sebenarnya. Kalaupun pernah, it won't last long. Aku pun berkaca dari perjalanan cinta Bapak dan Ibu. Kalau kata Ibu, Bapak dulu sempat pacaran beberapa kali katanya, mantannya ada yang rumahnya di pinggir Jalan Bantul wqwqw. Kalau Ibu sendiri, katanya dulu ndak pernah pacaran tapi sehabis wisuda ada 4 pria yang mencoba mendekati Ibu. Wedyan. Dahulu Ibu sempat istilahnya "emoh" dan "wegah" sama Bapak. Bapak jadi frustasi terus katanya mau pindah ke Sanden mau nandur bawang merah aja sambil mengamati Ibu bakalan sama siapa WQWQ. Alay emang hahaha. Bapak dan Ibu tidak pernah membicarakan topik pacaran selama ini, hingga aku setua ini huft. Malah terkadang, adikku yang nomor 3 masih kelas 2 SD suka nyeletuk, "Mbak Amas ki nduwe pacar durung?" HAH DASAR KEMAKAN SINETRON INI BOCAAAAH. Tengsin saya. Nggak punya sih. HAHA.
       Aku dibesarkan Bapak dan Ibu dalam lingkungan Islam yang yah sebenarnya tidak cukup ketat. Buktinya tidak ada diantara kami bertiga yang bersekolah di pesantren, walaupun Bapak ngajar di pesantren hehe. Aku kadang merasa kami seperti dibiarkan paham sendiri tentang berbagai larangan-larangan dalam agama melalui kehidupan sehari-hari. Ya, kalau menurutku berhasil, sih, buktinya aku nggak pernah aneh-aneh wqwq. Nah, entah sebenarnya, tetapi menurutku, untuk masalah bepacar *eaa Bapak dan Ibu lagi-lagi membiarkanku untuk mencari jawaban sendiri. Aku ingat dulu sebenarnya waktu kelas 5 SD tuh, jaman-jaman bayi-bayi SD mulai pacaran, aku cerita tentang temanku yang pacaran ke Ibu, yah eh aku malah dimarahin kalo aku nggak boleh pacaran. Leh. Siapa juga sih yang mau pacaran hft kzl. Entah apakah larangan itu masih berlaku hingga kini WQWQ.
       Sebenarnya aku juga nggak paham pacaran itu seperti apa. Walaupun kalo ada temen yang curhat dan need an advice, aku akan berubah menjadi sosok berpengalaman dalam dunia percintaan alay HAHA. Kalau melihat teman, ada yang pacaran mereka keliatan asik, ada juga yang kaya bikin terkekang. Beda-beda emang y. Jujur, aku sendiri nyaman seperti ini, nyaman sendiri. Nggak pernah sebenarnya kaya ada rasa kesepian yang gimana-gimana ataupun ya gimana-gimana. Im fine im happy that's enough dan sepertinya bepacar memang tidak ada dalam my bucket list.
       Balik lagi ke QS An Nur ayat 26. Ngeri juga ya sebenarnya. Bayangin aja nih kalo sebenarnya pasangan kita nanti itu ya cerminan dari diri kita yang ternyata diri kita seburuk itu. Well, nanti pasti ada yang bakal bilang kalau nggak papa lah blahblahblah tapi apa salahnya sih kalo kita memperbaiki diri biar dapat cerminan yang sesuai pula? Aku sendiri bisa dibilang bukan perempuan baik-baik. Waduh kok ngeri ya kata-katanya, kayak b*tch aja. Tapi kalo menilai diri sendiri yang sisi bagusnya kan kayak subjektif banget. Jadi aku mau menilai diriku sejelek-jeleknya dulu.
       Kadang aku suka ngebayangin nih, ini bayangin doang, dosa sebenarnya, emang kan keliat aku ini bukan perempuan baik-baik yang sudah menaati akidah akhwat muslimah yang benar eh atau lebih tepatnya belum, aku dapat pasangan mas-mas yang super imannya yang pengennya bisa membimbing dan kita bareng-bareng ke surga. Aduh kalo kalian mulai jijik baca ini and be like "Ini anak ngapain masih semester 2 udah sok-sok mikir kayak gini ew", aku saranin berhenti aja wkwk. Yang masih kuat lanjut shay. Nah, bayangan itu tadi udah kayak perempuan pendosa menginginkan lelaki surga. Pungguk merindu bulan. Nggak bakal kesampean. Aku juga jadi mikir lagi, pasti mas-mas kayak gitu juga kepikirannya sama mbak-mbak yang ukhti-ukhti gitu dah, nggak bakal kepikiran yang kelas peyek rendah iman macam sayah. Jadi, apa yang harus kita lakukan wahai kaum Hawa sejagat raya?
        Muhasabah. Instropeksi diri.
       Okey, itu mudah di lidah tapi kadang berat di aksi. Okey, perlu digaris bawahi juga bahwa kita instropeksi diri karena Allah, bukan untuk cari jodoh, ya itu bisa jadi sih, tapi tujuaanya adalah Lillahita'ala. Memantaskan diri untuk mendapatkan ridha-Nya. Suka kepikiran nggak sih kalau Allah sudah ridha, udah lah pasti semua akan berjalan on the right track. Allah selalu sayang sama hamba-hamba-Nya. So, sebenarnya mari jangan lelah untuk selalu instropeksi diri. Jadilah pribadi yang semakin baik dari hari ke hari.
Semoga aku segera ketemu masnya #lah #eh


Akhwat awam jarang tahajjud, puasa sunnah, shalat tepat waktu, jarang ngaji, nggak pernah ikut kajian, tukang ghibah, dan alay -astaghfirullah Anda rupanya harus banyak istighfar, Pus-, tetapi selalu mencoba untuk menjadi sebaik-baik muslimah,
Puspa Almas.

No comments:

Post a Comment